Skip to main content

[RP] A! Dormitory

Silahkan kunjungi Oniichan.us! untuk cerita selengkapnya!

Keterangan
Sebagai: Kuro/M/23/Guru Tetap
Status cerita: Masih berlanjut 

7 Agustus, Apartment Lusuh di Persimpangan Jalan (04:47)

Pria muda tersebut duduk termenung di atas ranjangnya. Sorot matanya yang sayu tertuju pada kucing berbulu belang yang lahap menyantap makanan dari tuannya – ikan sarden dengan potongan paprika merah-hijau. Di samping mangkuk makanannya, terhidang semangkuk susu segar yang mulai mendingin. Beberapa kucing lain di ruang tersebut juga melakukan hal serupa – menikmati makanan ‘mewah’ dari tuannya. Sedangkan tuannya, setiap pagi hanya menyantap makanan olahan dari sayur. Tidak pernah ia merasakan gurihnya daging, meski hanya segigit.

Kicauan burung yang hinggap di dahan pepohonan, samar-samar mulai terdengar. Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui celah-celah ventilasi – menerangi sebagian sudut ruangan. Kuro, pria bertubuh jakung – pemilik kucing-kucing di ruang itu – beranjak dari duduknya, membuka satu-satunya jendela di ruang tersebut. Angin pagi bertiup lembut, menerpa sebagian tubuhnya yang tidak sepenuhnya terbalut piyama.Cahaya keemasan menghangatkan kulit pucatnya, mencairkan hati bekunya yang dimakan dinginnya malam. Ia menghirup napas panjang lalu mengeluarkannya perlahan-lahan.



Dari kamar no.5 lantai kedua apartment usang tersebut – dai balik kacamatanya – terlihat jelas berbagai mahluk ‘penghuni’ pepohonan lebat juga jalanan yang belum terlalu ramai. Tampak benang-benang silver panjang berayun pelan senada dengan embusan angin. Kemudian beruang merah muda dengan banyak jahitan di sana-sini keluar dari tempat yang sama. Tangannya bergerak ke atas dan ke bawah dengan bantuan jemari-jemari mungil .

“Selamat pagi, Kuro-nii-chan! Ohayou!

‘Boneka’ berambut silver tersebut menampakkan sebagian dirinya. Orang yang disapanya barusan membelasnya dengan senyuman hangat.

“Selamat pagi, Rika!”

Gadis kecil itu kemudia tersenyum lebar, lalu berkata, “Nii-chan~ pagi ini tolong bawakan Riri puding vanilla, ya! “. Kuro mengangguk pelan. “Yey! Rika tunggu, di sini. Rika mandi dulu, Kuro-niiJaa nee~ Daah~!”. Telapak mungilnya sempat melambai dan mata biru lautnya tersenyum sesaat sebelum dia kembali masuk, membiarkan jendela kamarnya tetap terbuka.

Kuro kembali mengamati kucing-kucingnya. Mereka mengeong, meberikan isyarat kepada tuannya. Terimakasih banyak atas makanannya. Sambil tersenyum simpul, ia membereskan mangkuk-mangkuk hewan kesayanganya. Sebelum beranjak ke dapur, kucing belang yang sedari tadi ia amati menghampirinya – memandang – lalu menundukkan kepala di hadapan tuannya. Jemari panjang nan kurus segera meraihnya, membelai kucing bertubuh mini itu. Mata mereka saling bertemu – memandang satu sama lain dengan pandangan pilu.


***

Pukul 05:15 , Apartment Lusuh di Persimpangan Jalan

Setelah mengganti piyamanya dengan kemeja putih yang dipadu dengan dasi bergaris hitam-putih dan celana panjang hitamnya, ia menuju rak buku yang tertata rapi. Diambilnya tas ransel yang biasa ia gunakan, memasukkan beberapa cuppudding beserta es krim dingin yang baru saja ia buat tadi malam. Tak lupa dimasukkannya lipatan jas hitam yang sewaktu-waktu perlu ia kenakan dan beberapa carik surat tanpa identitas dengan alamat tujuan dan pesan yang berbeda – serta tak lupasketchbook ukuran A5-nya yang sudah hampir penuh.

Selesai mengemasi barang-barangnya, pria muda tersebut keluar dari kamar apartment-nya – membiarkan pintu kamarnya terbuka untuk para kucing agar dapat keluar-masuk dengan leluasa. Sebelum pergi menuju lantai di bawahnya, ia meletakkan semacam bingkisan yang dibalut rapi dengan kain bewarna hijau muda dengan motif rekahan bunga merah jambu di helaiannya – di dalamnya telah tertata berbagai hidangan utama dan penutuh berupa semangkuk pudding vanilla yang disiram vla manis yang kental dan menggugah selera – melalui celah yang memang dimaksudkan sebagai tempat masuknya paket kiriman – dan mungkin juga kiriman bekal makan siang. Ditekannya bel kamar apartment yang ditinggali gadis berambut silver tersebut – member isyarat pesananmu telah datang.

Lalu ia melanjutkan langkahnya – meninggalkan bangunan usang tersebut, melewati perempatan yang belum begitu ramai dilalui kendaaan – menuju suatu tempat dimana remaja sekolah menengah atas, baik pertama maupun atas, menuntut ilmu.

A! High, sekolah berasrama dengan sebagian bangunan tuanya yang masih berdiri kokoh, dengan fasilitas yang cukup memadai dan penataan ruang yang apik. Sekolah favorit yang terkenal akan berbagai prestasi yang telah diraih, tenaga professional, dan para siswa berkualitas, memang tidak lagi asing di telinga para penduduk.

Di balik itu semua, A! High pun memiliki ceritanya sendiri. Misteri yang mungkin pernah dibicarakan atau beredar di seluruh penjuru sekolah. Hal-hal gaib yang tak lagi jarang menampakkan diri mereka, mengizinkan satu-dua-atau segelintir orang menyaksikan kehadiran mereka.

Tiba-tiba suatu hal yang tak jauh dari sisi lain A! High terbesit di benaknya.

Occult Club,huh …

***

Pukul 05:57 , Halaman A! High

Tidak biasanya ia datang sesiang ini. Jika saja dia tidak membantu suatu hal yang terpisah dari rombongannya, menuju suatu tempat janggal berau mistis yang tidak ia datangi seawall ini lalu mengejar Pak Pos yang hampir saja meninggalkan kota tanpa carikan-carikan surat yang telah ia siapkan sedari awal. Namun rupanya tersebut bukan merupakan masalah baginya. Dengan santai ia melangkah sambil menikmati sejuknya udara pagi. Sesekali ia melambaikan tangannya kepada orang-orang yang disekelilingnya sambil tersenyum.

Tiba-tiba angin bertiup cukup kencang, suasana perlahan mulai sunyi dan redup. Dari balik lensa kacamata yang ia kenakan, terlihat kabut ungu yang perlahan mulai memenuhi atmosfer A! High, menghalangi pancaran sinar mentari dan birunya langit. Hal yang ia rasa hadir terlalu cepat. Kehadiran ‘mereka’ terasa makin menguat dan membrutal. Sepertinya ‘mereka’ ingin menyampaikan suatu hal dengan kemunculannya. Ia mencoba untuk berkomunikasi dengan hal gaib tersebut namun usahanya nihil, rupanya ‘mereka’ tidak bermaksud untuk membagi informasi apapun kepadanya. Satu hal yang ia yakini, hal cukup besar akan terjadi, baik cepat maupun lambat.

Duak!

Terdengar suara benturan yang tak berlangsung lama. Di balik kabut tebal, ia melihat sosok yang terjatuh. Sontak, ia menghampirinya dan segera menjulurkan tangannya.

“Apa yang terjadi?” ucap sosok itu terkejut.

“Kau tidak apa-apa-”

Keadaan sekolah seketika kembali seperti semula. Kabut ungu tebal berangsur-angsur menghilang entah kemana. Terlihat jelas sosok yang duduk di hadapannya. Seragam A! High, penutup mata yang ia kenakan serta rambut hitam sebahunya, tak salah lagi – sosok yang tak lagi asing baginya…

“. . . , Misaki Mei?”
***

Pukul 06:01 , Halaman A! High 
"..., Misaki Mei?"

Gadis beriris merah marun tersebut perlahan menengok dan menerima uluran dari pria yang tak lain merupakan guru tata boganya. Sebenarnya mereka tak terlalu dekat, hanya sebatas kenal - hubungan guru dan murid.

"Pak Guru?"

"Apa yang terjadi, Misaki?" tanya Kuro seraya membantu Mei berdiri.

Mei membersihkan roknya yang kotor dan memperbaiki posisi tali tas di bahunya.

"Tidak ada. Saya hanya merasa sedikit pusing dan tergelincir."

Pria tersebut menaikkan kacamatanya dan menatap muridnya perlahan. "Apakah kamu merasakan..."

Ia memberikan jeda pada ucapannya. Sepertinya dia hampir mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya ia katakan.

Gadis di depannya pun menanggapi perkataan sosok di hadapannya, "Meraskan?"

"Ah, tidak... Maksud saya, apa kamu merasa tidak enak badan? Jika kau merasa sakit, sebaiknya beristirahat saja di asrama atau UKS."

"Sekarang saya tidak apa-apa. Tapi saya akan lakukan jika memang merasa sakit."

Kuro hanya tersenyum. Kemudian beberapa detik berselang dengan diam di antara mereka hingga akhirnya Mei mengangkat kembali pembicaraan mereka.

"Kalau begitu saya permisi dulu," kata gadis itu sambil berjalan pergi.

Pria tersebut menghampiri siswinya yang berjalan bukan ke arah gedung sekolah. "Mau kemana, Misaki?," tanyanya dengan nada khawatir.

"Saya ada urusan sebentar."

"Oh, baiklah." Ia mengumbar senyum yang sepertinya sedikit ia paksakan. Dalam hatinya, ia masih was-was jikalau seandainya suatu hal buruk terjadi pada salah seorang muridnya itu. Pada akhirnya mereka berpisah. Masih dengan perasaan aneh yang mengganjal, ia berjalan menuju gedung sekolah - menuju UKS, tempat persinggahan utamanya di A! High. Tanpa ia sadari, seekor mahluk kecil membuntutinya kesana-kemari. 

***

Pukul 06.24, Ruang UKS A! High

Selesai memasukkan beberapa mangkuk puding dan makanan kecil lain ke dalam lemari pendingin, ia duduk di mejanya yang berada tak jauh dari jendela yang terbuka lebar. Angin bertiup pelan dan tiba-tiba mahluk berambut putih berhasil meloncati meja tuannya.

"Rii-chan?!" Ia terkejut saat mendapati salah seekor piaraannya muncul dihadapannya tanpa terduga.

"Lagi-lagi kau membuntutiku!" Ia tersenyum lebar sambil mengangkat tubuh mahluk bermata merahnya. Perasaan aneh yang ia rasakan sebelumnya perlahan menguap ketika menyadari kehadiran Rii.

Ting tong ...

Terdengar jelas suara seorang pemuda dari speaker yang sengaja diletakkan di dinding setiap ruangan.


SELAMAT PAGI SEMUA WARGA A! DORMITORY, HARI INI ADALAH PEMBUKAAN KEMBALI KLUB UJUNG TOMBAK SEKOLAH INI OCCULT CLUB YANG TELAH TERTIDUR SETAHUN, DIMANA CLUB INI MENANGANI SEGALA HAL YANG BERBAU MISTIS YANG TAK BISA DI JELASKAN LOGIKA, ANDA SEORANG REALIS? BAGUS!


REALIS YANG BERGABUNG DI KLUB INI AKAN DI TANTANG UNTUK MENENTUKAN APAKAH KEJADIAN ITU BERLOGIKA ATAU TIDAK, DIMANA PENGETAHUAN ANDA TENTANG PSIKOLOGI, GEOGRAFI, DAN LAINYA AKAN SANGAT DIPAKAI DISINI.



KEDUDUKAN KLUB INI SETARA DENGAN OSIS, LANGSUNG DALAM BIMBINGAN KEPALA SEKOLAH, JIKA OSIS DIPERUNTUKKAN UNTUK SISWA MAKA KLUB INI UNTUK SEMUA WARGA A!DORMITORY, DAN KLUB INI TELAH MENDAPAT BERBAGAI KONEKSI DARI LUAR NEGERI, TERUTAMA SEKTOR PENELITIAN DAN KEAMANAN.



UNTUK BERGABUNG, INFORMASI, DAN PERTANYAAN LEBIH LANJUT SILAHKAN DATANG DI LANTAI 3 GEDUNG A! HIGH SCHOOL, SEKIAN, DARI SAYA HANDA RIN STAF DOKUMENTASI OCCULT CLUB, DAN KETUA KOMITE PERS SEKOLAH.

A! Dormitory? Apakah itu terdengar menarik bagimu?

Emm.. Mungkin... apakah kau berniat untuk mengikutinya? Aku dapat melakukannya untukmu...

Menurutmu?

Kurasa hal ini baik untukmu meski kau jelas tak menyukainya...

...

Mungkin, dengan kekuatan ESP-mu, kau dapat membantu mereka dalam menyelesaikan masalah ...

'Mereka', huh? Maksudmu para 'pembunuh' itu? Atau orang setengah baya itu? Atau mahluk lain yang tak jauh berbeda dengan 'mereka'?

....

...


Ia hanya menghela nafas panjang sambil tersenyum kecut. Perasaan tak enak kembali merasuki hatinya.
Pukul 06.25, Ruang UKS A! High

***

Pukul 06:30, Ruang UKS A! High

Jam masih menunjukan pukul 06:30 dan mulai terdengar riuh siswa yang berjalan di lorong sekolah. Kucing berbulu putih yang asik memainkan gulungan benang wol-nya kemudian meloncat keluar melalui jendela yang terbuka lebar. Sedangkan tuannya tengah berusaha menyelesaikan sketsanya. pandangannya tertuju kepada kertas gambarnya yang hampir terisi penuh oleh garisan pensil mekanik yang sedari tadi terus bergerak kesana-kemari - sesekali ia mengamati sekitar.

Dari kejauhan terdengar rintihan seorang gadis beserta cacian segerombolan pemuda. Seragam ia kenakan nampak lusuh, kulitnya tergores tanah berbatu di sekelilingnya, kacamata yang ia kenakan lagi-lagi patah, rambut lurusnya terurai tak karuan. Mata beriris coklat yang hanya dapat menahan rasa terlihat mulai sembab namun ia tak berani meneteskan air mata yang sedari tadi menggenang di kelopaknya. Darah segar mengucur perlahan di permukaan kulitnya. Segerombolan pemuda tersebut masih mengelilinginya - mungkin mereka belum puas melihat anak itu menderita. Jadi dijambaknya rambut gadis di hadapannya itu dan menatapnya sambil mengatakan kata-kata licik yang membuat sebagian lainnya tertawa jahat. Lalu tubuh mungil terhempas tak berdaya. Sendiri.

Sepasang mata biru melihat dari kejauhan lalu meninggalkannya.

***​
Pukul 06:43, Ruang UKS A! High
Selesai merampungkan sketsanya, ia meletakkan kembali sketchbook beserta pensil mekaniknya di laci yang berada tepat di kirinya. Saat itulah kucing berbulu putihnya kembali dari perjalanan singkatnya. Lalu ia menghampiri salah seekor hewan piaraannya itu dan mereka saling bertatapan.

Segera ia meninggalkan ruang UKS dan berlari menuju kebun belakang yang tak terpakai, tak ada tumbuhan yang terawat di sana, hanya tanah kosong beserta tumbuhan rambat dan rumput-rumput liar yang mulai meninggi di sekelilingnya. Ia menemukan sesosok gadis yang terkulai lemas di hamparan tanah. Segera ia membopongnya menuju ruangan UKS. Ia mengambil rute memutar, menghindari warga sekolah yang berlalu-lalang di sekitarnya. Digunakannya jendela yang cukup lebar sebagai jalan masuk kemudian ia meletakkan perlahan tubuh ringan tersebut di salah satu bed yang tersedia.

Dibersihkannya luka-luka di sekujur tubuhnya dan membalutnya perlahan. Ia hanya duduk di kursi plastik yang tersedia sambil melipat kedua tangannya. Tak ada kelas yang musti ia hadiri kali ini, mungkin tak ada salahnya untuk menunggu gadis itu sadar. Sesekali ia mengalihkan pandangannya menuju gadis di sampingnya. Sepertinya seorang siswi SMA tapi ia tidak dapat mengingatnya kali ini.

Sepasang kelopak memandang sayu sekelilingnya sambil berkata lirih, "Aku dimana?". Tampaknya UKS bukanlah tempat yang dapat ia kenali dengan mudah. Kemudian pandangannya tertuju kepada pemuda di sampingnya - ia tak dapat mengamatinya dengan jelas namun ia rasa mengenalinya. Pak Kuro? Kuro kembali membuang pandangan dan mendapati gadis tersebut dalam keadaan sadar. Mereka berpandangan.

"Kuro-sensei...?," tanya gadis tersebut memastikan.

"Ya?"

"Jadi Anda benar-benar ... Sensei, mengapa saya bisa ada di sini?"

"Saya membawamu ke tempat ini. Bagaimana keadaanmu? Apakah masih perih?"

"Engg, jadi begiru... Terimakasih, sensei. Em, keadaan saya baik-baik saja, kok. Hanya sedikit... berat."

Kuro tersenyum sambil meninggikan selimut gadis di hadapannya.

"Baiklah, saya rasa kau perlu lebih banyak istirahat. Beristirahatlah, saya akan mengizinkan kepada wali kelasmu. Kamu dari kelas 1C, bukan?"

"I-iya... Terimakasih, sensei..."

07:03, Ruang UKS A! High
***

07:06, depan Ruang Kelas 1-C, sepanjang Koridor Lantai 1

Setelah keluar dari ruang kelas 1 C, ia melangkah pelan sambil mengamati sekelilingnya. Seluruh hal nampak seperti biasa. Tiba-tiba terniang di kepalanya akan pengumuman pagi tadi – pendaftaran keanggotaan Occult Club.

“Mungkin tak ada salahnya berjalan-jalan sebentar,” gumamnya sambil menyusuri anak tangga menuju lantai dua, tempat Occult Club berada. Ia menelusuri koridor sambil terus mengamati sekelilingnya. Kemudian langkahnya terhenti di depan salah satu ruangan. Lalu diketuknya pintu ruangan yang tertutup.

Inikah tempatnya?

“Permisi… Selamat pagi…”

Adakah orang di dalam? 

Pukul 07:07 depan Ruangan Occult Club
***

Comments

Popular posts from this blog

CANGKRIMAN

Cangkriman yaiku unen-unen kang rinacik ing tembung kang tumata, surasa utawa isine ngemu teges kang dudu dibadhe ( ditebak ). Cangkriman uga kasebut ‘badhean’ utawa ‘bedhekan’. Racikaning cangkriman ana kang dhapur ukara lumrah, ana kang sinawung ing tembang. Wujud lan dhapukaning cangkriman kabedakake: 1.        Cangkriman kang awujud wancahan Tuladhane: a.        Wiwawite lesbadhonge ( uwi dawa wite, tales amba godhonge ) b.       Pak bomba, pak lawa, pak piut ( tapak kebo amba, tapak ula dawa, tapak sapi ciyut ) c.        Pak boletus ( tapak kebo isi lele satus) d.       Nituk lersure ( nini ngantuk diseler susure ) e.        Kicak tekan ( kaki macak iket-iketan ) f.        Yu mahe rong ( yuyu omahe ngerong ) g.       Burnas kopen ( bubur panas kokopen ) h.       Surles penen ( susur teles pepenen ) i.         Karla ndheren ( mbakar tela sumendhe keren ) j.         Rang sinyu, muksitu ( jurang isi banyu, gumuk isi watu ) 2.        Cangkriman kang awuju

Soal Verifikasi Portofolio FSRD ITB 2016/2017

Halo! Bagi kalian yang sedang berburu info seputar ujian keterampilan FSRD ITB atau DKV ITS, dan prodi-prodi desain lainnya, mungkin beberapa soal ini bisa membantu kalian dalam mendapatkan gambaran, atau setidaknya mendapatkan inspirasi tentang ujian keterampilan itu sendiri, terutama untuk "Gambar Suasana". Nah, soal ujian keterampilan ITB itu sedari dulu sudah dikenal unik. Dan, ternyata benar! Ini adalah soal tes gambar untuk verifikasi portofolio yang diselenggakan sesaat setelah verifikasi data akademik siswa yang diselenggarakan pada akhir Mei lalu (31 Mei 2016). Untuk verifikasi portofolio, peserta hanya perlu menggambar "Gambar Suasana" karena portofolio SNMPTN tahun 2016 hanya terdiri atas 2 portofolio wajib yang keduanya merupakan gambar suasana dengan tema-tema pilihan yang telah ditentukan.  Semoga membantu! ' v ' )   FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Verifikasi Portofolio Waktu: 90 menit   SOAL Pi

Kouji: Tasteful Life

Suatu pagi yang dingin di musim semi tahun ketiga SMA. Aku membuka tirai jendela yang tertutup embun. Angin pagi bertiup sepoi-sepoi, menerbangkan kelopak bunga sakura yang berguguran. "Ko, kau sudah bangun? Makanan sudah siap!" "Ya," jawabku. Aku mengenakan baju bergaris biru-abu dengan celana panjang. Kukenakan pula jaket dan headset biruku, lalu berjalan santai menuju dapur. Sakura nee-chan menatapku dengan lembut sambil menghidangkan sepiring besar kariage beserta mangkuk berisi yasai itame. Tiga mangkuk kecil nasi juga sudah terhidang di meja. Aku menarik kursi dan duduk sembari mencium aroma wangi dari masakannya. "Kakak mana?" tanyaku. "Sepertinya dia masih tidur. Tunggu, ya," Sakura Nee-chan tersenyum, lalu pergi menuju kamar, "Sayang, makanannya sudah siap!" Melihat Sakura nee-chan yang lembut dan gigih membuatku senang. Aku seperti merasakan kehangatan seorang ibu yang sudah lama kurindukan. "Hoaam! Hehe,