SELAMAT PAGI SEMUA WARGA A! DORMITORY, HARI INI ADALAH PEMBUKAAN KEMBALI KLUB UJUNG TOMBAK SEKOLAH INI OCCULT CLUB YANG TELAH TERTIDUR SETAHUN, DIMANA CLUB INI MENANGANI SEGALA HAL YANG BERBAU MISTIS YANG TAK BISA DI JELASKAN LOGIKA, ANDA SEORANG REALIS? BAGUS!
REALIS YANG BERGABUNG DI KLUB INI AKAN DI TANTANG UNTUK MENENTUKAN APAKAH KEJADIAN ITU BERLOGIKA ATAU TIDAK, DIMANA PENGETAHUAN ANDA TENTANG PSIKOLOGI, GEOGRAFI, DAN LAINYA AKAN SANGAT DIPAKAI DISINI.
KEDUDUKAN KLUB INI SETARA DENGAN OSIS, LANGSUNG DALAM BIMBINGAN KEPALA SEKOLAH, JIKA OSIS DIPERUNTUKKAN UNTUK SISWA MAKA KLUB INI UNTUK SEMUA WARGA A!DORMITORY, DAN KLUB INI TELAH MENDAPAT BERBAGAI KONEKSI DARI LUAR NEGERI, TERUTAMA SEKTOR PENELITIAN DAN KEAMANAN.
UNTUK BERGABUNG, INFORMASI, DAN PERTANYAAN LEBIH LANJUT SILAHKAN DATANG DI LANTAI 3 GEDUNG A! HIGH SCHOOL, SEKIAN, DARI SAYA HANDA RIN STAF DOKUMENTASI OCCULT CLUB, DAN KETUA KOMITE PERS SEKOLAH.
A! Dormitory? Apakah itu terdengar menarik bagimu?
Emm.. Mungkin... apakah kau berniat untuk mengikutinya? Aku dapat melakukannya untukmu...
Menurutmu?
Kurasa hal ini baik untukmu meski kau jelas tak menyukainya...
...
Mungkin, dengan kekuatan ESP-mu, kau dapat membantu mereka dalam menyelesaikan masalah ...
'Mereka', huh? Maksudmu para 'pembunuh' itu? Atau orang setengah baya itu? Atau mahluk lain yang tak jauh berbeda dengan 'mereka'?
....
...
Ia hanya menghela nafas panjang sambil tersenyum kecut. Perasaan tak enak kembali merasuki hatinya.
Pukul 06.25, Ruang UKS A! High
***
Pukul 06:30, Ruang UKS A! High
Jam masih menunjukan pukul 06:30 dan mulai terdengar riuh siswa yang berjalan di lorong sekolah. Kucing berbulu putih yang asik memainkan gulungan benang wol-nya kemudian meloncat keluar melalui jendela yang terbuka lebar. Sedangkan tuannya tengah berusaha menyelesaikan sketsanya. pandangannya tertuju kepada kertas gambarnya yang hampir terisi penuh oleh garisan pensil mekanik yang sedari tadi terus bergerak kesana-kemari - sesekali ia mengamati sekitar.
Dari kejauhan terdengar rintihan seorang gadis beserta cacian segerombolan pemuda. Seragam ia kenakan nampak lusuh, kulitnya tergores tanah berbatu di sekelilingnya, kacamata yang ia kenakan lagi-lagi patah, rambut lurusnya terurai tak karuan. Mata beriris coklat yang hanya dapat menahan rasa terlihat mulai sembab namun ia tak berani meneteskan air mata yang sedari tadi menggenang di kelopaknya. Darah segar mengucur perlahan di permukaan kulitnya. Segerombolan pemuda tersebut masih mengelilinginya - mungkin mereka belum puas melihat anak itu menderita. Jadi dijambaknya rambut gadis di hadapannya itu dan menatapnya sambil mengatakan kata-kata licik yang membuat sebagian lainnya tertawa jahat. Lalu tubuh mungil terhempas tak berdaya. Sendiri.
Sepasang mata biru melihat dari kejauhan lalu meninggalkannya.
***
Pukul 06:43, Ruang UKS A! High
Selesai merampungkan sketsanya, ia meletakkan kembali sketchbook beserta pensil mekaniknya di laci yang berada tepat di kirinya. Saat itulah kucing berbulu putihnya kembali dari perjalanan singkatnya. Lalu ia menghampiri salah seekor hewan piaraannya itu dan mereka saling bertatapan.
Segera ia meninggalkan ruang UKS dan berlari menuju kebun belakang yang tak terpakai, tak ada tumbuhan yang terawat di sana, hanya tanah kosong beserta tumbuhan rambat dan rumput-rumput liar yang mulai meninggi di sekelilingnya. Ia menemukan sesosok gadis yang terkulai lemas di hamparan tanah. Segera ia membopongnya menuju ruangan UKS. Ia mengambil rute memutar, menghindari warga sekolah yang berlalu-lalang di sekitarnya. Digunakannya jendela yang cukup lebar sebagai jalan masuk kemudian ia meletakkan perlahan tubuh ringan tersebut di salah satu bed yang tersedia.
Dibersihkannya luka-luka di sekujur tubuhnya dan membalutnya perlahan. Ia hanya duduk di kursi plastik yang tersedia sambil melipat kedua tangannya. Tak ada kelas yang musti ia hadiri kali ini, mungkin tak ada salahnya untuk menunggu gadis itu sadar. Sesekali ia mengalihkan pandangannya menuju gadis di sampingnya. Sepertinya seorang siswi SMA tapi ia tidak dapat mengingatnya kali ini.
Sepasang kelopak memandang sayu sekelilingnya sambil berkata lirih, "Aku dimana?". Tampaknya UKS bukanlah tempat yang dapat ia kenali dengan mudah. Kemudian pandangannya tertuju kepada pemuda di sampingnya - ia tak dapat mengamatinya dengan jelas namun ia rasa mengenalinya. Pak Kuro? Kuro kembali membuang pandangan dan mendapati gadis tersebut dalam keadaan sadar. Mereka berpandangan.
"Kuro-sensei...?," tanya gadis tersebut memastikan.
"Ya?"
"Jadi Anda benar-benar ... Sensei, mengapa saya bisa ada di sini?"
"Saya membawamu ke tempat ini. Bagaimana keadaanmu? Apakah masih perih?"
"Engg, jadi begiru... Terimakasih, sensei. Em, keadaan saya baik-baik saja, kok. Hanya sedikit... berat."
Kuro tersenyum sambil meninggikan selimut gadis di hadapannya.
"Baiklah, saya rasa kau perlu lebih banyak istirahat. Beristirahatlah, saya akan mengizinkan kepada wali kelasmu. Kamu dari kelas 1C, bukan?"
"I-iya... Terimakasih, sensei..."
07:03, Ruang UKS A! High
***
07:06, depan Ruang Kelas 1-C, sepanjang Koridor Lantai 1
Setelah keluar dari ruang kelas 1 C, ia melangkah pelan sambil mengamati sekelilingnya. Seluruh hal nampak seperti biasa. Tiba-tiba terniang di kepalanya akan pengumuman pagi tadi – pendaftaran keanggotaan Occult Club.
“Mungkin tak ada salahnya berjalan-jalan sebentar,” gumamnya sambil menyusuri anak tangga menuju lantai dua, tempat Occult Club berada. Ia menelusuri koridor sambil terus mengamati sekelilingnya. Kemudian langkahnya terhenti di depan salah satu ruangan. Lalu diketuknya pintu ruangan yang tertutup.
Inikah tempatnya?
“Permisi… Selamat pagi…”
Adakah orang di dalam?
Pukul 07:07 depan Ruangan Occult Club
***
Comments
Post a Comment