Mungkin sudah 3 tahun lamanya aku tidak merasakan kasih dari seorang sahabat yang teramat kusayangi. Keceriaan, kehangatan yang selalu terpancar darimu setiap kali kau tersenyum, tertawa. Canda-tawa, hari-hari yang kita lalui bersama. Ketentraman yang terkadang merasuk ke dalam jiwa saat berada di sampingmu. Aku benar-benar merindukannya.
Masih ingatkah dirimu akan kenangan kita bertahun-tahun yang lalu? Saat kita membuat bangau dari kertas-ketas lipat? Di ruangan itu, dengan seorang pemandu, kita membuat bangau kita masing-masing. Kau dengan mudah dapat membuatnya, namun kurasa saat itu aku gagal. Namun tak apa, hal itu telah membuatku senang.
Masih adakah memori yang melekat tentang hujan di masa lalu? Jujur aku sangat menyukainya. Mengapungkan kapal-kapal kertas ataupun bunga-bunga mangkok di bak pasir yang tergenang air, berharap seluruh permohonan kita terkabul.
Meski aku tak lagi mengingat namanya sebagaimana yang pernah kau katakana padak, dia tak mengingat akan sosokku, namun kenangan akan kita bertiga, di saat hujan turun terkadang masih terlintas di benakku. Sosok berkacamata, manis, berambut pendek sebahu, dan tubuh yang tidak terlalu jakung. Jika aku tak salah ingat, Kak Eke. Bukankah itu namanya? Di depan ruang tata usaha sekolah menengah pertama yang sering kita kunjungi, kita bertiga duduk menghadap lapangan luas yang sednag diguyur hujan. Berbagi cerita satu sama lain. Dingin, sejuk, namun juga hangat.
Hei, bukankah kita bertiga juga bersahabat? Sebagai tanda persahabatan, kau rela membeli 3 pin bergambar Mei-Mei sebagai tanda persabatan meski pada akhirnya pin untuknya tidak pernah sampai dan berpindah tangan ke orang yang sempat kita jadikan sahabat. Kau juga pernah memberiku sebuah liontin berbentuki setengah hati yang kau beli dengan uang sakumu sendiri, bukan?
Terimakasih. Terimakasih. Terimakasih.
Di tahu terakhir masa sekolah dasar, suatu rasa cemburu kadang kali muncul di hatiku. Kedekatanmu dengan tiga anak berinisial D. Namun di tahun itu juga kau giat dalam membuat cerita, bukan? Kau menuangkan berbagai imajinasi yang terlintas di sebuah buku tulis tebal yang saat itu sudah hamper terisi penuh. Kurasa saat itu aku mengikuti jejakmu dengan juga membuat ceritaku di buku yang lebih tipis. Namun aku tidak tahu kemana perginya buku itu sekarang.
Masikah kau giat menuangkan ide-idemu melalui tulisan? Aku ingin sekali membaca cerita-ceritamu itu. Cerita manis, romantis, dan menyentuh yang tekadang diselingi oleh hal-hal imajinatif yang sebenarnya juga sangat kusukai. Boleh, bukan? Mungkin aku bisa membuatkan suatu ilustrasi untukmu. Aku selalu ingin menjadi seorang illustrator, untuk siapapun yang menginginkannya. Meski biasanya aku tidak tega melihat gambarku sendiri. Itu terlalu biruk di mataku.
Apakah kau masih suka menggambar? Mendesain berbagai jenis gaun dan pakaian manis yang mungkin indah jika benar-benar kau kenakan. Kau cantik, manis, dan juga imut. Aku menyukaimu, semenjak kita menjalin tali persahabatan.
Maaf setelah kita lulus sekolah dasar dan bersekolah di tempat berbeda, aku jarang menemuimu meski rumah kita tidak terlalu jauh. Jarang menghubungimu karena jujur aku kehilangan kontak dan tak tahu alamat facebook-mu. Maaf jika selama kita bertemu, aku selalu memasang wajah muram sedangkan kau selalu tersenyum dengan senyuman termanismu. Mungkin karena kita tidak bertemu di saat yang tepat, saat aku kembali dari kegiatan sekolahku yang penat, wisata ke Bali yang melelahkan, atau saat pikiranku sedang kosong ketika memilih barang-barang yang akan kubeli. Namun sungguh, aku sangat bersyukur dapat melihat wajahmu, berjumpa denganmu, meski hanya sekejap.
Sahabat, meski berbagai kabar angin tentangmu di luar sana, aku yakin dan aku ingin percaya dan selalu percaya, kau adalah sabatku yang dulu. Tetap dengan senyuman indahmu, pribadimu yang menarik, dan kebaikanmu.
Maaf jika selama ini aku mengecewakanmu, bersifat egois, bersikap layaknya teman yang jahat. Aku ingin, semoga, hubungan kita bisa kembali seperti sedia kala. Seperti halnya persahabatan di masa silam, ketika kita masih berusaha mengenali dunia. Saat kita masih berlagak layaknya anak-anak. Saat kita duduk di bangku sekolah dasar dulu.
Semua tentangmu, semoga, tak akan pernah hilang dari memoriku.
Aku menyayangimu. . .
Sahabat, kita masih sahabat, bukan? Untuk kapanpun, semoga . . .
Semoga curahan hati ini bisa sampai kepadamu. . .
Happy Lately Birthday . . . Suki desu . . .
5 November 2013
Saat aku mulai benar-benar merindukanmu…
Comments
Post a Comment